PRASASTI LARA
Aku sedang tidak meratapi nasibku. Kau boleh saja pergi dengannya dan berlalu Tapi, tekadaku masih serupa saat kali pertama kita jumpa
Sedikitpun niatku tidak untuk menghapusmu Meski seribu purnama telah berlalu Aku tidak bisa, walau hanya semenit saja. Huruf demi huruf namamu masih ku eja.
Walau terkadang jeritan, rasa tidak Terima
Menghantui segenap angan raya, Sedang aku tidak bisa berbuat apa-apa. Seonggok daging ini masih menanti dengan setia.
Kau boleh lepaskan ikatan kita Tapi kenangan akan terus menyala, Ia ada dan menyelinap di ruang kedap suara Diantara perasaan kita yang fana
Tentu kau jua merasakannya
Kau mendengarnya
Kau melihatnya
Tentang romansa yang kita ikat dengan kilauan cahaya senja
Begitulah kiranya pujangga ini merawatnya
Membuat sendiri prasatinya Memahatnya di atas lara Saat dimana kenangan itu terlihat nyata
Cirebon, 13 April 2022

